Dipenghujung
bulan Februari saya mendapatkan tawaran untuk mengikuti project di Actual. Saat
itu rekan saya bernama Adith menghubungi saya apakah bisa membantu Actual.
Tetapi dikarenakan saat itu nasib masa depan saya belum jelas (halahhh lebay..
hahaha) jadi saya memutuskan untuk tidak mengambil tawaran tersebut (padahal
mah nyesel banget nolaknya). Saat itu yang saya pikirkan adalah bagaimana saya
jadi maju sidang skripsi dibulan Maret, untuk urusan pekerjaan nomor sekian.
Perkiraan
sidang tanggal 4 Maret, semua urusan adminsitrasi untuk sidang sudah saya urus,
tetapi hal yang membuat saya sedikit agak kecewa adalah dosen pembimbing saya
yang mengabarkan bahwa saya tidak diizinkan maju sidang di tanggal 4 maret dikarenakan
ada sesuatu yang kurang dalam penulisan skripsi saya. Sedih? Pasti iya tapi
saya ambil hikmahnya saja. Dosen pembimbing tau yang terbaik buat saya dan do’a
saya adalah sidang di tanggal 4 maret ditunda. Entah ada angin apa do’a saya
terkabulkan, tiba-tiba saya mendapatkan kabar
sidang diundur menjadi 25 Maret. Alhamdulillah!!! Besar harapan saya
untuk bisa maju sidang pada tanggal tersebut, dan dosen pembimbing saya
memanggil dan memeriksa hasil revisian saya, Alhamdulillah beliau memberikan
lampu hijau buat saya maju sidang di tanggal 25 maret 2017.
Well,
tanggal 25 maret yang saya nanti-nantipun tiba, semuanya sudah saya persiapkan
dari jauh-jauh hari. Dihari itu semua perasaan bercampur aduk, senang, gelisah,
takut bercampur jadi satu. Sidang pun telah berlalu dengan lancar pengumuman
pun telah dibacakan dan Alhamdulillah saya resmi menyandang gelar Sarjana
Psikologi (S.Psi). Berbagai ucapan selamat datang satu persatu dari teman-teman,
dan keluarga tetapi ada satu ucapan yang membuat saya terdiam yaitu ucapan
“selamat menjadi pengangguran”.. Jleb!!!!!
Satu
hari telah berlalu, ucapan tersebut terus menguasai pikiranku. Kembali saya
teringat akan tawaran Adith tentang project ke Barabai. Dengan sekejap saya
ambil handphone saya dan langsung chat Adith, basa basi nanyain kabar dan kasih
tau kalau udah sidang. Dan Alhamdulillah saya masih ditawarkan untuk bergabung
membantu Actual. Besoknya ditelpon oleh pak Adil mengucapkan selamat kepada
saya dan menawarkan saya untuk segera bergabung dengannya dan berangkat besok
pagi. Sontak saya kaget, saya pikir dua atau tiga minggu lagi berangkat. Meminta
izinlah saya dengan kedua orang tua untuk berangkat ke Banjarmasin alhasil saya
tidak diizinkan berangkat dengan alasan saya baru pertama kali dan belum mengenal
daerah sana. Sedih, dan kecewa saat itu dan dirumah saya hanya ngobrol
seperlunya saja dengan kedua orang tua saya. Pagi hari ketika saya pamit untuk
pergi ke Lab karena pagi itu saya ada jadwal untuk mengajar adik2 praktikan
bapak saya bilang “Gak usah berangkat ke Kalimantan ya, bapak belum
mengizinkan” hmm kirain berubah pikiran. Tapi Alhamdulillah pagi itu tetangga
ku sedang duduk dirumah dan mendengar ucapan bapak, dialah penolongku untuk
pergi ke Barabai. Dengan percakapan panjang bapak, ibu dan tetanggaku dengan
bahasa padang bapak langsung bilang “yaudah kalau kamu tetap ingin berangkat
bapak & ibu mengizinkan, telfon kakak2mu beri kabar ke mereka”. Waah
senaaaangnyaaaaaa!!!! Akhirnya aku berangkat ke kampus dengan perasaan gembira.
Diperjalanan saya mengabarkan pak Adil dan Adith kalau saya bersedia berangkat
besok. Sesampainya dikampus perasaan saya senang karena saya akan mendapatkan
pengalaman baru. Praktikum hari itu berjalan lancar dan tugas saya mengajarkan
adik2 praktikan selesai serta cari pengganti untuk mengganti saya besok
mengajar juga sudah dapat. Saya bergegas pulang kerumah untuk packing serta
beristirahat agar besok pagi saya siap untuk berangkat.
Akhirnya
hari yang saya nanti2 tiba, semua sudah saya persiapkan untuk berangkat menuju
Bandara Soekarno-Hatta. Jam sudah menunjukan pukul 08:00 WIB saya harus sampai
Bandara jam 10:00 WIB. Pamit dengan
kedua orangtua dan memohon do’a semoga anak bungsunya ini diberi kelancaran dan
selamat pulang pergi. Pesen ojek online untuk mengangtarkan saya menuju
terminal Tanjung Priok dan dari sana sambung Damri ke Terminal 1A Bandara
Soekarno-Hatta. Perjalanan ke Bandara lancar sampai Bandara langsung check in
dan tidak lama menunggu boarding call untuk penerbangan ke Banjarmasin sudah diumumkan.
Bergegas saya menuju pesawat rasanya seperti takut ditinggal saking senangnya.
1 jam 30 menit mengudara bersama cabin crew yang sama2 bersuku minang. Hari itu
berasa sedang terbang ke Padang Hahahaha. Jam 15:00 WITA keluar pintu pesawat
angin menyapa saya “selamat datang di Banjarmasin”. Kabarin keluarga, serta
kontekan dengan supir travel yang akan membawa saya ke Barabai. Jemput
penumpang 1 lagi dan bergegas sopir travel menuju Barabai yang jaraknya lumayan
jauh. Saya ditanya oleh pak supir “kamu baru pertamakali ke sini kah?” saya
jawab “iya pak” langsung pak supir seakan menjadi tour guide saya pada sore
itu. Beliau memberi tahu apa saja makanan khas Barabai dan Banjarmasin, memberi
tahu bagaimana keadaan Banjarmasin dan dari beliaulah saya tau ada acara Haul
Sekumpul (CMIIW) di Martapura. Perjalanan panjang membuat saya mengantuk dan
berharap ketika bangun sudah sampai Barabai. Saya terbangun tetapi bukan di
Barabai hiksss hiksss….tapi mobil berhenti dirumah makan dan bapak supir
meminta izin untuk makan sebentar. Karena mata saya masih mengantuk jadi saya
hanya tidur saja di mobil. Ketika pak supir selesai makan dan kembali
melanjutkan perjalanan handphone saya berdering dan rupanya Adith menanyakan
saya sudah sampai dimana. Saya jawab “masih dijalan gak tau dimana” dengan
suara orang bangun tidur. Seketika dia langsung tertawa dan meledek saya akan
jauhnya perjalanan ini hahaha… beberapa jam berlalu akhirnya tibalah saya di
Barabai, Alhamdulillaahhhh sampe jugaaa. Langsung bersih-bersih serta menyantap
makanan yang sudah dipersiapkan Adith, cerita-cerita sebentar dan nampaknya
badan sudah cukup lelah akhirnya saya tidur duluan.
Hari
pertama, kedua, ketiga sampai hari ke lima saya lalui di Barbai, membantu
pekerjaan Actual sambil menikmati kota ini. Hari pertama yang bawaanya pingin
cepat pulang sampai hari ke lima bawaanya semakin ingin cepat pulang dan dapat
kembali lagi kesini. Banyak pengalaman baru yang saya dapatkan diantaranya
bagaiamana cara orang Barabai menandakan waktu shalat tiba yang awalnya saya
sempat panik saya kira terjadi kebakaran atau hal buruk terjadi hahahahaaa,
mempelajari bahasa-bahasa setempat, beradaptasi dengan makanan di Barabai serta
sharing ilmu bersama Adith. Dan saya sudah membuat rangkuman cerita dalam otak
saya selama saya di Barabai untuk saya ceritakan nantinya kepada keluarga,
serta teman-teman saya setibanya saya di Jakarta nanti. Ucapan terimakasih saya
untuk Pak Adil yang telah mempercayai saya bergabung dengan tim gabungan
Barabai dan kembali bergabung dengan Actual.