Sabtu, 08 April 2017

Pengalaman Pertamaku ke Barabai

Dipenghujung bulan Februari saya mendapatkan tawaran untuk mengikuti project di Actual. Saat itu rekan saya bernama Adith menghubungi saya apakah bisa membantu Actual. Tetapi dikarenakan saat itu nasib masa depan saya belum jelas (halahhh lebay.. hahaha) jadi saya memutuskan untuk tidak mengambil tawaran tersebut (padahal mah nyesel banget nolaknya). Saat itu yang saya pikirkan adalah bagaimana saya jadi maju sidang skripsi dibulan Maret, untuk urusan pekerjaan nomor sekian.
Perkiraan sidang tanggal 4 Maret, semua urusan adminsitrasi untuk sidang sudah saya urus, tetapi hal yang membuat saya sedikit agak kecewa adalah dosen pembimbing saya yang mengabarkan bahwa saya tidak diizinkan maju sidang di tanggal 4 maret dikarenakan ada sesuatu yang kurang dalam penulisan skripsi saya. Sedih? Pasti iya tapi saya ambil hikmahnya saja. Dosen pembimbing tau yang terbaik buat saya dan do’a saya adalah sidang di tanggal 4 maret ditunda. Entah ada angin apa do’a saya terkabulkan, tiba-tiba saya mendapatkan kabar  sidang diundur menjadi 25 Maret. Alhamdulillah!!! Besar harapan saya untuk bisa maju sidang pada tanggal tersebut, dan dosen pembimbing saya memanggil dan memeriksa hasil revisian saya, Alhamdulillah beliau memberikan lampu hijau buat saya maju sidang di tanggal 25 maret 2017.
Well, tanggal 25 maret yang saya nanti-nantipun tiba, semuanya sudah saya persiapkan dari jauh-jauh hari. Dihari itu semua perasaan bercampur aduk, senang, gelisah, takut bercampur jadi satu. Sidang pun telah berlalu dengan lancar pengumuman pun telah dibacakan dan Alhamdulillah saya resmi menyandang gelar Sarjana Psikologi (S.Psi). Berbagai ucapan selamat datang satu persatu dari teman-teman, dan keluarga tetapi ada satu ucapan yang membuat saya terdiam yaitu ucapan “selamat menjadi pengangguran”.. Jleb!!!!!
Satu hari telah berlalu, ucapan tersebut terus menguasai pikiranku. Kembali saya teringat akan tawaran Adith tentang project ke Barabai. Dengan sekejap saya ambil handphone saya dan langsung chat Adith, basa basi nanyain kabar dan kasih tau kalau udah sidang. Dan Alhamdulillah saya masih ditawarkan untuk bergabung membantu Actual. Besoknya ditelpon oleh pak Adil mengucapkan selamat kepada saya dan menawarkan saya untuk segera bergabung dengannya dan berangkat besok pagi. Sontak saya kaget, saya pikir dua atau tiga minggu lagi berangkat. Meminta izinlah saya dengan kedua orang tua untuk berangkat ke Banjarmasin alhasil saya tidak diizinkan berangkat dengan alasan saya baru pertama kali dan belum mengenal daerah sana. Sedih, dan kecewa saat itu dan dirumah saya hanya ngobrol seperlunya saja dengan kedua orang tua saya. Pagi hari ketika saya pamit untuk pergi ke Lab karena pagi itu saya ada jadwal untuk mengajar adik2 praktikan bapak saya bilang “Gak usah berangkat ke Kalimantan ya, bapak belum mengizinkan” hmm kirain berubah pikiran. Tapi Alhamdulillah pagi itu tetangga ku sedang duduk dirumah dan mendengar ucapan bapak, dialah penolongku untuk pergi ke Barabai. Dengan percakapan panjang bapak, ibu dan tetanggaku dengan bahasa padang bapak langsung bilang “yaudah kalau kamu tetap ingin berangkat bapak & ibu mengizinkan, telfon kakak2mu beri kabar ke mereka”. Waah senaaaangnyaaaaaa!!!! Akhirnya aku berangkat ke kampus dengan perasaan gembira. Diperjalanan saya mengabarkan pak Adil dan Adith kalau saya bersedia berangkat besok. Sesampainya dikampus perasaan saya senang karena saya akan mendapatkan pengalaman baru. Praktikum hari itu berjalan lancar dan tugas saya mengajarkan adik2 praktikan selesai serta cari pengganti untuk mengganti saya besok mengajar juga sudah dapat. Saya bergegas pulang kerumah untuk packing serta beristirahat agar besok pagi saya siap untuk berangkat.
Akhirnya hari yang saya nanti2 tiba, semua sudah saya persiapkan untuk berangkat menuju Bandara Soekarno-Hatta. Jam sudah menunjukan pukul 08:00 WIB saya harus sampai Bandara jam 10:00 WIB.  Pamit dengan kedua orangtua dan memohon do’a semoga anak bungsunya ini diberi kelancaran dan selamat pulang pergi. Pesen ojek online untuk mengangtarkan saya menuju terminal Tanjung Priok dan dari sana sambung Damri ke Terminal 1A Bandara Soekarno-Hatta. Perjalanan ke Bandara lancar sampai Bandara langsung check in dan tidak lama menunggu boarding call untuk penerbangan ke Banjarmasin sudah diumumkan. Bergegas saya menuju pesawat rasanya seperti takut ditinggal saking senangnya. 1 jam 30 menit mengudara bersama cabin crew yang sama2 bersuku minang. Hari itu berasa sedang terbang ke Padang Hahahaha. Jam 15:00 WITA keluar pintu pesawat angin menyapa saya “selamat datang di Banjarmasin”. Kabarin keluarga, serta kontekan dengan supir travel yang akan membawa saya ke Barabai. Jemput penumpang 1 lagi dan bergegas sopir travel menuju Barabai yang jaraknya lumayan jauh. Saya ditanya oleh pak supir “kamu baru pertamakali ke sini kah?” saya jawab “iya pak” langsung pak supir seakan menjadi tour guide saya pada sore itu. Beliau memberi tahu apa saja makanan khas Barabai dan Banjarmasin, memberi tahu bagaimana keadaan Banjarmasin dan dari beliaulah saya tau ada acara Haul Sekumpul (CMIIW) di Martapura. Perjalanan panjang membuat saya mengantuk dan berharap ketika bangun sudah sampai Barabai. Saya terbangun tetapi bukan di Barabai hiksss hiksss….tapi mobil berhenti dirumah makan dan bapak supir meminta izin untuk makan sebentar. Karena mata saya masih mengantuk jadi saya hanya tidur saja di mobil. Ketika pak supir selesai makan dan kembali melanjutkan perjalanan handphone saya berdering dan rupanya Adith menanyakan saya sudah sampai dimana. Saya jawab “masih dijalan gak tau dimana” dengan suara orang bangun tidur. Seketika dia langsung tertawa dan meledek saya akan jauhnya perjalanan ini hahaha… beberapa jam berlalu akhirnya tibalah saya di Barabai, Alhamdulillaahhhh sampe jugaaa. Langsung bersih-bersih serta menyantap makanan yang sudah dipersiapkan Adith, cerita-cerita sebentar dan nampaknya badan sudah cukup lelah akhirnya saya tidur duluan.

Hari pertama, kedua, ketiga sampai hari ke lima saya lalui di Barbai, membantu pekerjaan Actual sambil menikmati kota ini. Hari pertama yang bawaanya pingin cepat pulang sampai hari ke lima bawaanya semakin ingin cepat pulang dan dapat kembali lagi kesini. Banyak pengalaman baru yang saya dapatkan diantaranya bagaiamana cara orang Barabai menandakan waktu shalat tiba yang awalnya saya sempat panik saya kira terjadi kebakaran atau hal buruk terjadi hahahahaaa, mempelajari bahasa-bahasa setempat, beradaptasi dengan makanan di Barabai serta sharing ilmu bersama Adith. Dan saya sudah membuat rangkuman cerita dalam otak saya selama saya di Barabai untuk saya ceritakan nantinya kepada keluarga, serta teman-teman saya setibanya saya di Jakarta nanti. Ucapan terimakasih saya untuk Pak Adil yang telah mempercayai saya bergabung dengan tim gabungan Barabai dan kembali bergabung dengan Actual.