Selasa, 24 Maret 2015

Psikoterapi



Definisi dari psikoterapi
 Psikoterapi menurut Wolberg (1954) suatu bentuk treatment (atau perawatan)  terhadap masalah yang timbul yang asalnya dari factor emosi pada mana seseorang yang terlatih, dengan terencana mengadakan hubungan yang profesional dengan pasien dengan tujuan memindahkan, mengubah sesuatu simtom dan mencegah agar simtom tidak muncul pada seseorang yang terganggu pola perilakunya, untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi secara lebih positif.
Menurut Ivey & Simek-downing (1980) mengemukakan bahwa terapi adalah proses jangka panjang , berhubungan dengan upaya merekonstruksi seseorang dan perubahan yang lebih besar pada struktur kepribadian.
Menurut Mowrer (1953), Psikoterapi  berusaha menyembuhkan klien atau pasien yang menderita neurosis-kecemasan.
Tujuan dari psikoterapi
 Tujuan psikoterapi menurut (Huffman,et al., 1997)
1.      pikiran-pikiran kalut. Individu-individu yang mengalami kesulitan secara khas
menderita konfusi, pola pikiran yang destruktif, atau tidak memahami masalah-masalah mereka sendiri. Para terapis berusaha mengubah pikiran-pikiran ini dan memberikan ide-ide atau informasi baru, dan membimbing individu-individu untuk menemukan pemecahan-pemecahan terhadap masalah-masalah mereka sendiri.
2.      Emosi-emsoi yang kalut. Orang-orang yang mencari terapi pada umumnya mengalami emosi yang sangat tidak menyenangkan. Dengan mendorong pasien untuk mengungkapkan secara bebas perasaan-perasaan dan memberikan suatu lingkungan yang menunjang, para terapis membantu mereka menggantikan perasaan-perasaan tersebut, seperti perasaan putus asa dan perasaan tidak mampu dengan perasaan yang mengandung harapan dan percaya akan diri sendiri.
3.      Tingkah laku- tingkah laku yang kalut. Individu-individu yang mengalami kesulitan
biasanya memperlihatkan tingkah laku-tingkah laku yang mengandung masalah. Para terapis membantu pasien-pasien mereka menghilangkan tingkah laku-tingkah laku yang mengganggu itu dan membimbing mereka kepada kehidupan yang lebih efektif.
4.      Kesulitan-kesulitan antar pribadi dan situasi kehidupan. Para terapis membantu pasien-pasien memperbaiki hubungan mereka dengan keluarga , teman-teman, dan kolega seprofesi. Mereka juga membantu para pasien itu menghidari atau mengurangi sumber-sumber stress dalam kehidupan mereka seperti tuntutan-tuntutan pekerjaan atau konflik keluarga.
5.      Gangguan-gangguan biomedis. Individu-individu yang mengalamim kesulitan kadang-kadang menderita gangguan biomedis yang langsung menyebabkan atau menambah kesulitan-kesulitan psikologis. Para terapis membantu menghilangkanmmasalah-masalah ini pertama-pertama dengan obat-obatan, dan kadang-kadang dengan terapi elektrokonvulsif atau psikobedah. Meskioun kebanyakan terapis bisa bekerja dengan pasien-pasien dalam beberapa bidang ini, tetapi penekanan berbeda menurut latar belakang pendidikan terapis
Unsur-unsur dari psikoterapi
Masserman (Karasau, 1984) melaporkan tujuh  parameter pengaruh dasar yang mencakup unsure-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi. Dalam hal ini termasuk:
1.      Peran social (Martabat) Psikoterapis
2.      Hubungan (persekutuan terapeutik)
3.      Hak
4.      Retrospeksi
5.      Re-edukasi
6.      Rehabilitasi
7.      Resosialisasi dan rekapitulasi
Perbedaan antara psikoterapi dan konseling?
Psikoterapi merupakan suatu bentuk treatment yang berupaya merekonstruksi seseorang dan perubahan yang lebih besar pada struktur kepribadian seseorang.
Konseling merupakan proses yang lebih intensif berhubungan dengan upaya membantu orang normal mencapai tujuannya agar berfungsi lebih efektif. Ditandai oleh jangka waktu yang lebih singkat, lebih banyak melakukan evaluasi psikologis, lebih memperhatikan masalah sehari-hari klien, lebih memfokuskan pada aktifitas kesadaran.
 Psikoterapi lebih menitikberatkan pada pasien, dimana pasien memiliki gangguan yang lebih serius daripada konseling. Psikoterapi menyelesaikan masalah kepribadian dan pengambilan keputusan serta hubungan dengan ketidaksadaran serta menggunakan metode penyembuhan
Pendekatan terhadap mental illness
Menurut J.P. Chaplin  ada beberapa pendekatan psikoterapi terhadap mental illness, diantaranya:
1.      Biological
Meliputi keadaan mental organik, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, Psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin.
2.      Psychological
Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional penuh stres yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu.
3.      Sosiological
Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatar belakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.
4.      Philosophic
Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yakni menghagai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.
Bentuk utama dari psikoterapi
Wolberg membagi perawatan psikoterapi menjadi tiga (3) tipe, yaitu :
1.      Penyembuhan Supportif (Supportive Therapy)
Merupakan perawatan dalam psikoterapi yang mempunyai tujuan untuk memperkuat benteng pertahanan (harga diri atau kepribadian), memperluas mekanisme pengarahan dan pengendalian emosi atau kepribadian, dan pengembalian pada penyesuaian diri yang seimbang. Penyembuhan supportif ini dapat menggunakan beberapa metode dan  teknik pendekatan, diantaranya:
o   Bimbingan (Guidance)
o   Mengubah lingkungan (Environmental Manipulation)
o   Pengutaraan dan penyaluran arah minat
o   Tekanan dan pemaksaan
o   Penebalan perasaan (Desensitization)
o   Penyaluran emosional
o   Sugesti
o   Penyembuhan inspirasi berkelompok (Inspirational Group Therapy)

2.      Penyembuhan Reedukatif (Reeducative Therapy)
Suatu metode penyembuhan yang mempunyai bertujuan untuk mengusahakan penyesuaian kembali, perubahan atau modifikasi sasaran/tujuan hidup, dan untuk menghidupkan kembali potensi. Adapun metode yang dapat digunakan antara lain:
o   Penyembuhan sikap (attitude therapy)
o   Wawancara (interview psychtherapy)
o   Penyembuhan terarah (directive therapy)
o   Psikodrama

3.      Penyembuhan Rekonstruktif (Reconstructive Therapy)
Penyembuhan rekonstruktif mempunyai tujuan untuk menimbulkan pemahaman terhadap konflik yang tidak disadari agar terjadi perubahan struktur karakter dan untuk perluasan pertunbuhan kepribadian dengan mengembangkan potensi. Metode dan teknik pendekatannya antara lain:
o   Psikoanalisis
o   Pendekatan transaksional (transactional therapy)
o   Penyembuhan analitik berkelompok





Sumber
1.         Chaplin, J. P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
2.         Gunarsa, Singgih D. (2007). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia.
3.         Maulany,R,F, & Melfiawati setyo. (1994). Buku Saku Pskiatri. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
4.         Semium,Y,OFM(2006). Kesehatan Mental 3. Yogyakarta : Kansius