Kamis, 24 Desember 2015
Kamis, 25 Juni 2015
Psikoterapi- Client Centered Theraphy
Terapi client centered
Seseorang akan menghadapi persoalan jika diantara
unsur-unsur dalam gambaran terhadap diri sendiri timbul konflik dan
pertentangan, lebih-lebih antara siapa saya ini sebenarnya (real self) dan saya
seharusnya menjadi orang yang bagaimana (ideal self). Berbagai pengalaman hidup
menyadarkan orang akan keadaan dirinya yang tidak selaras itu, kalau
keseluruhan pengalaman nyata itu sungguh diakui dan tidak di sangkal.
Contoh kasusnya
Pada
terapi client centered ini seseorang remaja yang mengalami ketidakpercayaan
diri yang diakibatkan oleh pengalaman yang tidak menyenangkan dimasa kecilnya. Remaja
tersebut merasa jika dia berhadapan dengan orang lain merasa tidak berharga dan
merasa gugup sampai-sampai remaja tersebut kesulitan dalam berinteraksi dengan
lingkungan sekitarnya karena dia kurang percaya diri. Menyadari hal tersebut
remaja ini merasa sampai kapan hidupnya seperti ini terus. Akhirnya dia datang
untuk terapi ke konselor, dia menceritakan apa masalah yang dihadapinya. Sang konselor
pun menunjukan rasa empatinya terhadap kliennya, tetapi konselor tersebut
berusaha agar kliennya itu untuk tidak bergantung dengan terapisnya tetapi
terapis meyakini bahwa kliennya tersebut dapat menyelesaikan masalahnya itu
sendiri dan dapat percaya diri dihadapan orang lain. Dan remaja tersebut mau
mendengarkan apa yang diucapkan oleh terapis tersebut sampai akhirnya remaja
tersebut menemukan kepercayaan dirinya kembali.
Pada proses terapinya, klien menjadi pusat dari terapi ini
di mana terapis lebih membiarkan klien menemukan jalan keluarnya sendiri. Jadi
remaja ini di buat mengerti dan paham akan masalah yang sedang dihadapinya dan
terapis tidak memaksakan klien untuk menceritakan masalahnya bila klien sedang
tidak ingin menceritakannya, klien hanya memberikan pandangan tentang masalah
yang sedang dihadapinya sedangkan pilihan dan prosesnya klien yang
menentukannya.
Senin, 27 April 2015
Contoh persepsi
Nama
: Abdul Karim
NPM
: 10512018
Contoh
persepsi dalam kehidupan sehari-hari.
Apa
sebenarnya persepsi itu? Persepsi adalah suatu proses yang di dahului oleh
penginderaan (penerimaan stimulus oleh individu melalui alat reseptor atau
indera) dan pemberian makna terhadap stimulus tersebut. Atau dengan kata lain,
proses menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia, sekilas
proses ini sangat sederhana, tetapi disadari atau tidak persepsilah yang
membuat atau menyebabkan keadaan kita seperti apa yang kita rasakan.
Contoh
kasus 1
Ketika
seseorang dihadapkan dengan sutau gambar dan diminta untuk menjelaskan apa arti
gambar tersebut. Maka masing-masing individu akan menjawab dan menjelaskan
gambar tersebut sesuai dengan apa yang dilihat oleh orang tersebut. Dan masing-masing
orang akan menjawab dengan interpretasi yang berbeda meskipun maksudnya adalah
sama. Tetapi itulah yang dikatakan persepsi.
Contoh
ke 2
Ketika
ada 10 orang mendengar suatu suara dan diminta untuk mengulang kembali suara
tersebut. Maka indera yang bekerja adalah indera pendengaran yang dilanjutkan
ke otak, maka otak akan menyaring informasi apa yang ditangkap oleh indera
pendengaran kemudian setelah stimulus tersebut diterima maka informasi tersebut
dapat diucapkan oleh masing-masing individu dan hasilnya pun dapat berbeda-beda
sesuai dengan persepsi mereka.
Selasa, 24 Maret 2015
Psikoterapi
Definisi
dari psikoterapi
Psikoterapi menurut Wolberg (1954) suatu
bentuk treatment (atau perawatan) terhadap
masalah yang timbul yang asalnya dari factor emosi pada mana seseorang yang
terlatih, dengan terencana mengadakan hubungan yang profesional dengan pasien
dengan tujuan memindahkan, mengubah sesuatu simtom dan mencegah agar simtom
tidak muncul pada seseorang yang terganggu pola perilakunya, untuk meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan pribadi secara lebih positif.
Menurut
Ivey & Simek-downing (1980) mengemukakan bahwa terapi adalah proses jangka
panjang , berhubungan dengan upaya merekonstruksi seseorang dan perubahan yang
lebih besar pada struktur kepribadian.
Menurut
Mowrer (1953), Psikoterapi berusaha
menyembuhkan klien atau pasien yang menderita neurosis-kecemasan.
Tujuan
dari psikoterapi
Tujuan psikoterapi menurut (Huffman,et al.,
1997)
1. pikiran-pikiran
kalut. Individu-individu yang mengalami kesulitan secara khas
menderita konfusi, pola
pikiran yang destruktif, atau tidak memahami masalah-masalah mereka sendiri. Para
terapis berusaha mengubah pikiran-pikiran ini dan memberikan ide-ide atau
informasi baru, dan membimbing individu-individu untuk menemukan
pemecahan-pemecahan terhadap masalah-masalah mereka sendiri.
2. Emosi-emsoi
yang kalut. Orang-orang yang mencari terapi pada umumnya mengalami emosi yang
sangat tidak menyenangkan. Dengan mendorong pasien untuk mengungkapkan secara
bebas perasaan-perasaan dan memberikan suatu lingkungan yang menunjang, para
terapis membantu mereka menggantikan perasaan-perasaan tersebut, seperti
perasaan putus asa dan perasaan tidak mampu dengan perasaan yang mengandung
harapan dan percaya akan diri sendiri.
3. Tingkah
laku- tingkah laku yang kalut. Individu-individu yang mengalami kesulitan
biasanya memperlihatkan
tingkah laku-tingkah laku yang mengandung masalah. Para terapis membantu
pasien-pasien mereka menghilangkan tingkah laku-tingkah laku yang mengganggu
itu dan membimbing mereka kepada kehidupan yang lebih efektif.
4. Kesulitan-kesulitan
antar pribadi dan situasi kehidupan. Para terapis membantu pasien-pasien memperbaiki
hubungan mereka dengan keluarga , teman-teman, dan kolega seprofesi. Mereka
juga membantu para pasien itu menghidari atau mengurangi sumber-sumber stress dalam
kehidupan mereka seperti tuntutan-tuntutan pekerjaan atau konflik keluarga.
5. Gangguan-gangguan
biomedis. Individu-individu yang mengalamim kesulitan kadang-kadang menderita
gangguan biomedis yang langsung menyebabkan atau menambah kesulitan-kesulitan
psikologis. Para terapis membantu menghilangkanmmasalah-masalah ini
pertama-pertama dengan obat-obatan, dan kadang-kadang dengan terapi
elektrokonvulsif atau psikobedah. Meskioun kebanyakan terapis bisa bekerja
dengan pasien-pasien dalam beberapa bidang ini, tetapi penekanan berbeda
menurut latar belakang pendidikan terapis
Unsur-unsur
dari psikoterapi
Masserman
(Karasau, 1984) melaporkan tujuh
parameter pengaruh dasar yang mencakup unsure-unsur lazim pada semua
jenis psikoterapi. Dalam hal ini termasuk:
1. Peran
social (Martabat) Psikoterapis
2. Hubungan
(persekutuan terapeutik)
3. Hak
4. Retrospeksi
5. Re-edukasi
6. Rehabilitasi
7. Resosialisasi
dan rekapitulasi
Perbedaan
antara psikoterapi dan konseling?
Psikoterapi merupakan suatu bentuk treatment yang
berupaya merekonstruksi seseorang dan perubahan yang lebih besar pada struktur
kepribadian seseorang.
Konseling merupakan proses yang lebih intensif
berhubungan dengan upaya membantu orang normal mencapai tujuannya agar
berfungsi lebih efektif. Ditandai oleh jangka waktu yang lebih singkat, lebih
banyak melakukan evaluasi psikologis, lebih memperhatikan masalah sehari-hari
klien, lebih memfokuskan pada aktifitas kesadaran.
Psikoterapi lebih menitikberatkan pada pasien,
dimana pasien memiliki gangguan yang lebih serius daripada konseling. Psikoterapi
menyelesaikan masalah kepribadian dan pengambilan keputusan serta hubungan
dengan ketidaksadaran serta menggunakan metode penyembuhan
Pendekatan
terhadap mental illness
Menurut
J.P. Chaplin ada beberapa pendekatan psikoterapi terhadap mental
illness, diantaranya:
1. Biological
Meliputi keadaan mental organik, penyakit afektif, psikosis
dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, Psikiater Amerika (1854)
pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu adalah
penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin.
2. Psychological
Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap
perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak
terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional penuh
stres yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh
sosial, ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan
pertumbuhan sepanjang hidup individu.
3. Sosiological
Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial
atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus
mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatar belakangkan
kondisi sosio-budaya tertentu.
4. Philosophic
Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan
kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam
pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yakni menghagai sistem nilai yang
dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.
Bentuk
utama dari psikoterapi
Wolberg membagi
perawatan psikoterapi menjadi tiga (3) tipe, yaitu :
1. Penyembuhan
Supportif (Supportive Therapy)
Merupakan perawatan dalam psikoterapi yang mempunyai
tujuan untuk memperkuat
benteng pertahanan (harga diri atau kepribadian), memperluas mekanisme pengarahan dan pengendalian emosi
atau kepribadian,
dan pengembalian pada penyesuaian diri yang seimbang. Penyembuhan supportif ini
dapat menggunakan beberapa metode dan teknik pendekatan, diantaranya:
o
Bimbingan (Guidance)
o
Mengubah lingkungan (Environmental
Manipulation)
o
Pengutaraan dan penyaluran arah minat
o
Tekanan dan pemaksaan
o
Penebalan perasaan (Desensitization)
o
Penyaluran emosional
o
Sugesti
o
Penyembuhan inspirasi berkelompok (Inspirational
Group Therapy)
2. Penyembuhan
Reedukatif (Reeducative Therapy)
Suatu metode penyembuhan yang mempunyai bertujuan untuk mengusahakan
penyesuaian kembali, perubahan atau modifikasi sasaran/tujuan hidup, dan untuk
menghidupkan kembali potensi. Adapun metode yang dapat digunakan antara lain:
o
Penyembuhan sikap (attitude therapy)
o
Wawancara (interview psychtherapy)
o
Penyembuhan terarah (directive
therapy)
o
Psikodrama
3. Penyembuhan
Rekonstruktif (Reconstructive Therapy)
Penyembuhan rekonstruktif mempunyai tujuan untuk
menimbulkan pemahaman terhadap konflik yang
tidak disadari agar terjadi perubahan struktur karakter dan untuk perluasan
pertunbuhan kepribadian dengan mengembangkan potensi. Metode dan teknik
pendekatannya antara lain:
o
Psikoanalisis
o
Pendekatan transaksional (transactional
therapy)
o
Penyembuhan analitik berkelompok
Sumber
1.
Chaplin, J. P. (2006). Kamus Lengkap
Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
2.
Gunarsa, Singgih D. (2007). Konseling
dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia.
3.
Maulany,R,F, & Melfiawati setyo. (1994).
Buku Saku Pskiatri. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC
4.
Semium,Y,OFM(2006). Kesehatan Mental 3. Yogyakarta : Kansius
Langganan:
Postingan (Atom)